Dalam kawasan hutan yang rimbun, hiduplah sekumpulan katak yang bermain dengan gembira di dalam sebuah kolam. Mereka hidup dalam keadaan yang aman dan damai, menikmati kebebasan berenang dan bergurau senda tanpa kerisauan.
Namun, ketenangan tidak selamanya bertahan di alam liar, satu ancaman hadir yang akan menguji kecerdikan dan kerjasama mereka.
Pada suatu hari, seekor ular besar menjumpai kolam tersebut. Dengan mata yang bersinar memandang sekumpulan katak, ular itu menganggap mereka sebagai makanan yang sedap. Sang ular dengan niat jahat, merancang untuk menangkap salah satu dari mereka.
IKLAN
Namun, sebelum dia berhasil melakukan niatnya, satu rancangan cerdik telah disusun oleh salah satu katak yang paling pandai di antara mereka.
Katak ini, dengan keberanian dan kecerdikan, menghadapi ular tersebut. Dia menawarkan diri dan kawannya sebagai tawanan kepada ular, dengan harapan untuk mengalihkan perhatian si ular sehingga yang lainnya boleh melarikan diri.
IKLAN
Strategi ini yang terdengar sebagai penyerahan diri, sebenarnya adalah bahagian dari perancangan yang lebih besar untuk menyelamatkan seluruh kumpulan katak dari bahaya.
Dengan perancangan yang matang, katak tersebut memberi isyarat kepada kawannya untuk berenang ke arah yang berlawanan, sementara dia sendiri memancing perhatian ular dengan tindakannya.
IKLAN
Rancangan itu berhasil, sementara ular tertumpu pada katak yang berani itu manakala katak-katak yang lain berhasil melarikan diri. Akhirnya, melalui keberanian dan kecerdikan seekor katak, seluruh kumpulan berhasil diselamatkan dari menjadi makanan si ular.
Kisah ini tidak hanya menunjukkan kecerdikan dan keberanian, tetapi juga pentingnya kerjasama dan kepercayaan di antara satu sama lain dalam menghadapi bahaya.
Kisah ini membawa kita kepada kisah seorang anak bernama Irving, berusia tujuh tahun, yang ketagih bermain game di telefon pintar sehingga lupa waktu dan keadaan sekeliling.
Irving, yang asyik dengan dunia permainan digitalnya, tidak menyedari kehadiran sesuatu yang gelap mengintainya. Malam demi malam, tanpa disadari, kebiasaannya itu telah membuka pintu kepada makhluk lain untuk mengganggu tidurnya.
Momok dengan mata lebam yang menyeramkan, hasil dari ketagihan yang sama yang pernah dialami semasa hidup, mulai menampakkan diri, menunjukkan akibat buruk dari ketagihan berlebihan terhadap gadget dan game.
Cerita ini terjadi di sekitar malam yang dihantui oleh sosok dengan mata lebam, simbol dari ketidakseimbangan antara dunia nyata dan digital. Irving yang awalnya tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, termasuk saat diajak berwudhu oleh keluarganya, akhirnya harus menghadapi akibat dari tindakannya.
Kehadiran momok ini bukan hanya sekedar untuk menakutkan, tetapi juga sebagai peringatan bahawa ada batas untuk segala hal, termasuk dalam penggunaan teknologi.
Pesan yang ingin disampaikan melalui kisah ini sangat jelas bahawa pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Bermain game boleh saja, tetapi tidak sampai mengganggu tanggungjawab kita sehari-hari.
Selain itu, kisah ini juga mengingatkan kita untuk tidak terlalu hanyut dalam dunia digital hingga lupa dengan dunia nyata yang penuh dengan tanggungjawab dan interaksi sosial yang baik.
Di sebuah kampung yang tenang, terdapat cerita yang cukup untuk membuat bulu roma berdiri.
Kisah ini dimulai ketika seorang anak bernama Tunggal harus terpisah dari ayahnya karena ibadah haji dan tinggal bersama neneknya di kampung.
Di sana, Tunggal mengalami sebuah peristiwa yang tidak dapat dia jelaskan sendiri.
Pada suatu malam, ketika Tunggal tertidur, dia terbangun dan menyaksikan sesuatu yang belum pernah dilihatnya sebelumnya iaitu sebuah lembaga yang semakin hari terlihat semakin besar.
Kejadian itu membuatnya terpaku, namun ia menyadari bahawa kebersihan adalah kunci untuk menghindari kejadian seperti itu di masa depan.
Terlepas dari ketakutan yang mungkin dirasakan, ada pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini.
Kebersihan tidak hanya penting untuk kesihatan fisik kita, tetapi juga dapat mempengaruhi aspek rohani dalam kehidupan.
Kisah Tunggal mengingatkan kita semua untuk selalu menjaga kebersihan dan kedamaian dalam kehidupan seharian.
Kisah ini memaparkan sebuah cerita seram sekaligus menghibur yang berkisar pada penggunaan toyol untuk mencapai kekayaan dan kemudahan dalam hidup. Dikisahkan, terdapat beberapa insiden di mana orang-orang mengalami kehilangan duit dan barang akibat perbuatan makhluk halus ini.
Berawal dari sebuah sekolah di mana kejadian misteri mula terjadi seperti kehilangan duit dan barang-barang milik orang.
Pada suatu malam, seorang petugas merasa ada sesuatu yang tidak kena dan melihat kelibat makhluk halus yang mencurigakan. Dalam usaha untuk mengatasi masalah ini, mereka memutuskan untuk menangkap toyol tersebut.
Berujung dengan penangkapan toyol yang ternyata adalah makhluk kecil berwarna merah, yang telah banyak mencuri barang dan duit. Cerita ini mengajarkan tentang pentingnya usaha dan kerja keras dalam mencapai kekayaan, bukan melalui cara-cara yang tidak baik seperti menggunakan toyol.
Kisah ini mengajarkan kita bahawa kekayaan dan kemudahan hidup yang didapatkan melalui cara yang tidak benar tidak akan membawa kebahagiaan yang sejati. Kita harus selalu berusaha dengan cara yang halal dan baik untuk mencapai tujuan kita dalam hidup
Nampaknya kita sudah hampir ber'yak' 'yak' 'yeah' kerana cuti sekolah penggal pertama hampir tiba.
Bagi yang kawan-kawan yang tinggal di Johor, Kedah, Kelantan dan Terengganu,...